image

Title : MY BREATH
Writer  : Candle Light
Rate : T
Main Cast : Do Kyungsoo, Song Jisoo, OC,
Other Cast : Zhang Yixing.
Genre : Fluff, Mariage Life, Medical, Comford.
Release Date : August 15, 2015.
Length : Vignette, Series 2Soo,
Cover Design : –

Disclaimer : FF ini murni hasil perasan dari otak kanan dan otak kiri saya, tidak ada unsur plagiat karya mana pun dan siapa pun. DILARANG KERAS UNTUK MEMPUBLIKASIKAN ULANG FF INI!! Berlaku hukum ASUSILA bagi siapa pun yang berani menjiplak karya tulis saya.

—-888—-

Tok tok tok …

“Jisoo-ya … Song Jisoo ….” seorang pria mengetuk pintu rumahnya beberapa kali seraya memanggil nama istrinya.

“Iya … sebentar ….” teriak Jisoo seraya menuruni anak tangga rumahnya. “Kenapa harus mengetuk pintu dan tidak langsung masuk? Aneh sekali!” Decak Jisoo heran. Gadis itu sedikit berlari untuk mempercepat langkahnya.

Ceklek ….

Dibukanya pintu itu dan dilihatnya Sang Suami yang tengah tersenyum kepadanya.

Jisoo membalas senyuman suaminya, sebelum akhirnya ia sadar akan sesuatu. “Soo-ya, kenapa wajahmu pu-”

Brukkkk

Tubuh Kyungsoo tiba-tiba ambruk dalam pelukannya. Jisoo yang tidak bersiaga untuk menahan tubuh Kyungsoo seketika ikut terjatuh hingga punggungnya membentur lantai. Tidak, bukan sakitnya yang ia permasalahkan, tapi seseorang yang berada di atasnya sekarang.

Gadis itu tidak tahu apa yang terjadi, kenapa suaminya tiba-tiba pingsan seperti itu. Dia benar-benar sangat bingung sekarang. Hingga untuk bangkit pun ia sangat kesusahan karena tubuh berat Kyungsoo yang memang menindihnya.

“Soo-ya … wae geure? Kyungsoo-ya ….” panggil Jisoo namun suaminya itu tak menjawabnya.

“Sayang … Kyungsoo-ya ….” seru Jisoo lagi mencoba untuk menyadarkan suaminya. Namun Kyungsoo tak juga membuka mata.

Dengan sekuat tenaga Jisoo mengangkat tubuh Kyungsoo di atasnya dan beranjak duduk. Diperhatikannya wajah pucat Kyungsoo. Didekapnya erat tubuh Kyungsoo hingga membuatnya dapat merasakan suhu panas yang berkonduksi dari tubuh pria itu.

“Sayang irona … Soo-ya … hiks … ironajebal irona ….” Jisoo mencoba untuk menepuk-nepuk pipi Kyungsoo pelan. Terus berusaha menyadarkan suaminya yang tak juga berhasil.

Jisoo tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya sekarang. Pikirannya benar-benar kalut. Ia bingung. Ia khawatir. Ia resah. Ia benar-benar tidak dapat berpikir dengan jernih karena suami-nya itu tiba-tiba pulang dalam keadaan seperti itu.

Irona … Soo-ya irona … hiks … jangan membuatku takut seperti ini, hiks hiks, irona ….” pinta Jisoo dengan masih mendekap tubuh Kyungsoo dalam pangkuannya.

Hingga akhirnya suara nada pesan singkat dari ponsel milik Kyungsoo seakan menjadi sebuah petunjuk akan kekalutannya itu. Gadis itu segera tersadar dan tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Dirogohnya saku celana hitam Kyungsoo dan mengeluarkan benda persegi panjang dari dalamnya. Tidak, bukan untuk melihat pesan masuk yang diterima suaminya, tapi untuk menghubungi seseorang yang tepat.

“Hallo … Kyungsoo-ya … ada apa??” Suara seseorang dari seberang sana terdengar pegitu lembut.

Oppa … hiks … ini Jisoo ….”

“Eoh, Jisoo-ya … ada apa? Kenapa kau menangis seperti itu?” Tanya pria berdarah China itu heran.

“Kyungsoo … dia pingsan. Dia tiba-tiba jatuh seperti ini. Dia tidak mau bangun. Hiks … Oppa … aku takut … hiks ….”

“Tunggu … Jisoo-ya, aku tidak mengerti. Dapatkah kau menjelaskannya lebih detail? Jangan sambil menangis!”

“Kyungsoo … dia pingsan. Dia pulang dan tiba-tiba pingsan. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku takut Oppa … Oppa … Jisoo takut!”

“Tenanglah, tenanglah … apa kalian di rumah sekarang?”

“Eoh ….”

“Baiklah … aku akan segera menuju ke sama membawa ambulans. Kau tenanglah ….”

“Jisoo takut Oppa!

“Kyungsoo akan baik-baik saja. Oppa janji, kau percaya padaku?”

“Hiks … umh ….”

—-888—-

“Bagaimana Oppa? Kenapa dengan suamiku?” Tanya Jisoo ketika kakak sepupunya itu baru saja keluar dari ruangan tempat Kyungsoo dirawat.

“Dia baik-baik saja.”

Jisoo menggelengkan kepalanya cepat. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh seseorang yang menangani suaminya itu.

Dr. Xing tersenyum. “Dia tidak apa-apa Jisoo-ya … Kyungsoo-mu baik-baik saja!”

Yah, Zhang Yixing. Itu adalah nama dokter yang menangani Kyungsoo dan tak lain adalah kakak sepupu Jisoo.

“Lalu kenapa tiba-tiba menjadi seperti itu jika baik-baik saja? Oppa jangan membohongiku!”

Sekali lagi Yixing tampak menghembuskan napasnya berat. “Suamimu hanya terlalu lelah. Dia kehilangan banyak cairan dalam tubuhnya. Dia mengalami dehidrasi.”

Jisoo terlihat mengerutkan keningnya mendengar penjelasan Yixing.

“Sekarang sedang musim panas. Keringat yang keluar dari tubuhnya tidak sebanding dengan banyaknya cairan yang masuk. Mungkin karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga ia sering lupa untuk minum.”

Jisoo diam. “Jadi Kyungsoo benar-benar baik-baik saja?”

“Aku sudah memberinya tindakan VI. Itu adalah tindakan yang dilakukan untuk menambahkan cairan elektrolit ke dalam tubuhnya menggunakan selang infus. Setelah itu dia akan kembali membaik seperti biasa.” Jelas Yixing mengusap puncak kepala gadis di depannya-sayang. “Kau tidak perlu khawatir. Aku sudah memberinya obat tidur agar dia benar-benar beristirahat total. Setelah merasa benar-benar membaik, dia akan terbangun dengan sendirinya. Masuklah … temani suamimu!” Saran Yixing yang segera dibalas anggukan cepat kepala Jisoo.

“Terima kasih Oppa!”

“Humb … jika terjadi sesuatu, segera memanggilku, humb? Aku harus menangani pasien lain.” Tutur Yixing kepada adik sepupunya itu.

Jisoo kembali menganggukkan kepalanya cepat sebelum akhirnya masuk ke dalam ruang rawat Kyungsoo. Menemani suaminya.

Namun, hingga waktu menunjukkan tengah malam, Kyungsoo masih belum juga terbangun. Membuat Jisoo ikut tertidur pulas di sisinya.

“Umh ….” Kyungsoo mulai tersbangun dari tidurnya. Dibukanya kedua matanya perlahan, dan dapat ia rasakan bahwa ia tidak sedang berada dalam kamar rumahnya. Pria itu terlihat mengerjap-erjapkan matanya beberapa kali. Mulai mengedarkan pandangamnya ke seluruh ruangan. Dapat dilihatnya pula lima kantung infus menggantung tepat di atas sebelah ranjang tempat tidurnya dengan jarum-jarum suntik yang menancapi lengannya.

Pria itu mengangkat tangan yang lain untuk memegangi kepalanya, hingga tanpa sadar ia membuat gadis yang berada di sisinya terbangun dari tidur.

“Eoh, kau sudah bangun?” Tanya Jisoo segera beranjak berdiri.

“Maafkan aku!” Ujar Kyungsoo berusaha tersenyum kepada istrinya.

Jisoo menggelengkan kepalanya cepat, dan dengan perlahan air matanya mulai menitik dari sudut matanya.

“Jangan menangis! Aku baik-baik saja!” Ujar Kyungsoo mengusap lembut wajah istrinya.

“Aku sangat khawatir! Hiks … kau tiba-tiba pingsan seperti itu.”

“Maafkan aku! Aku pikir aku bisa menahannya dan membaik saat bertemu denganmu. Tapi pada kenyataannya aku menyusahkanmu. Maafkan aku!” Pinta Kyungsoo lagi.

Sementara Jisoo lagi-lagi menggelengkan kepalanya. “Gwaenchanha … aku bersyukur kau masih bisa sampai di rumah dengan selamat. Lain kali jangan seperti itu, kau harus menjaga kesehatanmu. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.” Saran Jisoo benar-benar tidak ingin apa pun terjadi dengan suaminya.

“Umh … kemarilah … aku ingin mendekapmu!” Pinta Kyungsoo sedikit menggeser posisi tubuhnya.

Sementara Jisoo terlihat mengerutkan keningnya. “Ranjangnya cukup sempit!” Ujar Jisoo menggelengkan kepalanya.

Kyungsoo tersenyum. “Ranjang ini akan membuatku lebih dekat denganmu, maka naiklah. Aku ingin kau mendekapku dengan erat.”

Jisoo masih menggelengkan kepalanya tidak mau. “Seseorang akan masuk ke ruangan ini dan melihat apa yang kita lakukan. Aku malu.”

Wae? Apa yang membuatmu malu? Kita sudah menikah.”

Jisoo masih saja menggelengkan kepalanya tidak mau.

“Kau benar-benar tidak mau memeluk suamimu yang sedang sakit ini? Aku bahkan berfirasat jika pelukanmu akan membantu pemulihanku lebih cepat.”

Jisoo menggigit bibirnya ragu.

“Oh ya Tuhan … kenapa kau melakukan itu ketika aku sedang sakit seperti ini?” Tanya Kyungsoo yang seketika membuat Jisoo menatapnya dengan bertanya-tanya.

“Maksudmu?”

“Kemarilah … aku akan membisikkan sesuatu!” Kyungsoo mengisyaratkan tangannya agar Jisoo mendekat kepadanya.

Gadis itu hanya menurut dan mendekatkan diri kepada Kyungsoo.

Cup!

Pria itu seketika mengecup bibir istrinya cepat.

“Hey ….” desah Jisoo nampak sedikit terkejut.

“Kemarilah Sayang. Peluk aku seperti biasanya.” Pinta Kyungsoo menarik tangan Jisoo agar ikut merebahkan diri dalam ranjang yang sama dengannya.

Jisoo pun akhirnya menuruti permintaan Kyungsoo dan memeluk tubuh suaminya erat. Ranjang sempit itu benar-benar membuat mereka menjadi semakin dekat.

==== END ====